Minggu, 09 Januari 2011

Beranda » Apakah Selingkuh itu Genetik?

Apakah Selingkuh itu Genetik?

Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti bahwa perilaku selingkuh bisa ditelusuri dari gen. Kalau memang demikian, sepertinya para peselingkuh punya alasan aman berlindung di balik kelakuannya.

Para peneliti telah menemukan bahwa terdapat penyebab genetik dalam perselingkuhan dan seks bebas. Para ahli dari Binghamton University di Binghamton, New York, meneliti hubungan antara variasi gen dan mereka yang telah berulang kali tidak setia.


Ketua peneliti, Justin Garcia, mengatakan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dasar biologis dari beberapa perilaku seksual.

"Kita sudah tahu bahwa sementara banyak orang mengalami aktivitas seksual, maka keadaan, makna, dan perilakunya berbeda pada setiap orang," .

"Sebagian akan merasakan pengalaman seks dengan pasangan romantis dalam sebuah komitmen, sebagian lainnya lebih memilih cinta satu malam tanpa perlu komitmen. Banyak orang mengalami beberapa jenis aktivitas seksual, sebagian bahkan terjadi pada saat yang sama, sementara sebagian lain saling bertukar seks demi uang,”

Namun, ditegaskan Garcia, apa yang belum kita tahu adalah, bagaimana kita cenderung terlibat dalam satu bentuk aktivitas seksual dan bukan bentuk lainnya, terutama ketika berhubungan dengan seks bebas dan perselingkuhan.

Penelitian

Para ahli menguji 181 mahasiswa (118 wanita dan 63 pria) melalui kuesioner tertulis dan sampel DNA yang diperoleh lewat obat kumur. Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki "7R +"—variasi dalam DRD4, gen di mana kita semua memilikinya—hampir dua kali lebih mungkin untuk melakukan seks tanpa komitmen bila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gen 7R +.

Dan, bila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki variasi gen tersebut, pemilik gen 7R + dua kali atau lebih kemungkinan untuk memiliki banyak mitra (selingkuhan) di luar pernikahannya. Menariknya, 7R + dimiliki secara merata baik oleh pria maupun wanita.

Bukan hanya soal gen

Perilaku selingkuh atau seks bebas bukan hanya terkait dengan variasi gen 7R +. Para peneliti menegaskan bahwa 7R + dikaitkan dengan gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), pecandu alkohol, pengambil risiko keuangan, dan impulsif.

“Variasi gen tampaknya melibatkan kesenangan dan penghargaan. Dalam hubungannya dengan seks tanpa komitmen, risiko dan penghargaan yang diterima sama-sama besar. Sederhananya, ini seperti dorongan adrenalin,"

Namun, Garcia dan timnya menekankan bahwa riset mereka tidak membenarkan perselingkuhan atau seks bebas. Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Library of Public Science.

"Cinta (seks) satu malam dapat berisiko, baik secara fisik maupun psikologis,"

"Dan, pengkhianatan dapat menjadi salah satu masalah paling dahsyat pada pasangan. Gen ini tidak memberikan pembenaran bagi siapa pun, tetapi gen ini menunjukkan bagaimana sistem biologi membentuk kecenderungan kita terhadap berbagai perilaku,"

Garcia mengatakan studi lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan yang pasti bisa ditarik.

www.orde-baru.blogspot.com