Senin, 24 Januari 2011

Beranda » Campak, Hanya Sekali Seumur Hidup!

Campak, Hanya Sekali Seumur Hidup!

"Mungkinkah anak bisa kena campak dua kali? Pertanyaan tersebut sering dilontarkan ibu-ibu yang memiliki balita. Pasalnya, gejala campak mirip dengan gejala penyakit lain. Walhasil tak sedikit orangtua yang menganggap anaknya terkena campak lagi. Padahal sebelumnya sudah terkena campak.
Campak Hanya Sekali!

Ditegaskan oleh dr Gladys Rasidy SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta bahwa campak - virus morbili (paramiksovirus) - hanya terjadi sekali seumur hidup. Namun, jangan anggap remeh karena campak bisa menimbulkan komplikasi dan berakibat fatal.

“Kalau dikatakan 2 sampai 3 kali terkena campak itu salah, bisa jadi diagnosisnya yang tidak benar,

Gejala dan Penularan

Karena virus campak terdapat dalam darah, cairan hidung dan tenggorokan, perhatikan gejalanya. Pasalnya, gejala campak hampir sama dengan flu biasa, seperti batuk, pilek dan demam. Inilah mengapa gejala campak agak sulit dideteksi secara dini.

Nah, disebut campak jika demam berlanjut dengan timbulnya bercak-bercak merah. Tapi kadang orangtua sering salah kaprah menganggap bila anak demam tinggi tapi tidak mengeluarkan bercak-bercak merah, artinya campak tidak keluar. Tanpa bercak merah, meski demam tinggi, itu bukan campak. Untuk itu Moms jangan menyimpulkan sendiri sebelum dibawa ke dokter.

Penularan penyakit ini berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan/percikan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut dan kontak dengan penderita campak. Dan ini terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.

Fase Campak

Fase masa inkubasi
Masa dari kontak dengan virus sampai mulai timbulnya gejala berlangsung berkisar 10-12 hari. Memang agak sulit mengenali infeksinya karena gejalanya masih umum, tidak terlihat sama sekali. Bisa timbul gejala demam, tapi bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.

Fase awal (prodromal)
Umumnya berlangsung berkisar 4-5 hari. Ditandai dengan demam, lemas, nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), adanya peradangan pada saluran pernapasan, batuk pilek serta gangguan pada saluran pencernaan berupa diare.

Pada stadium ini, gejalanya hampir mirip influenza. Ciri khas terdapat bercak putih (bercak Koplik) di dinding pipi bagian dalam. Segera ke dokter jika gejala di atas mulai muncul. Jangan sampai menunggu munculnya bercak-bercak merah untuk mengantisipasi penyakit tidak terlalu berat.

Fase timbulnya bercak (erupsi)
Terjadi berkisar 2-3 hari setelah stadium awal. Ditandai dengan demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga. Kadang disertai diare dan muntah.

Biasanya dokter akan mengusahakan agar bercak merah pada anak tidak sampai muncul di sekujur tubuh. Bila memang sekujur tubuhnya dipenuhi bercak, ini berarti campaknya cukup berat. Apalagi jika disertai gejala komplikasi, seperti; infeksi saluran pernapasan (Bronkopnemonia), kejang demam, ensefalitis (radang otak), diare, infeksi telinga (Otitis Media), infeksi laring (laryngitis).

Fase masa penyembuhan (konvalesen)
Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal, kecuali ada komplikasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan.


Jika si Kecil Terkena Campak
Berikanlah vaksinasi campak! Walaupun pemberian vaksinasi bukan jaminan seorang anak akan terbebas dari penyakit campak, minimal bila terkena tidak parah dan mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya.

Imunisasi campak sebaiknya diberikan saat si kecil berusia 9 bulan, diikuti pemberian imunisasi MMR pada usia 15 bulan, dan imunisasi campak berikutnya (ulangan) diberikan pada usia 6 tahun.

Nah, berikut yang harus dilakukan Moms, jika si kecil terkena campak:
- Anak yang menderita campak sebaiknya dijaga kebersihan tubuhnya dengan tetap memandikannya.

- Anak perlu beristirahat yang cukup. Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Namun, kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.

- Penderita campak perlu dirawat di tempat tersendiri (isolasi) agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain, khususnya bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.

- Sebaiknya tingkatkan daya tahan tubuh penderita campak dengan memberikan asupan makanan bergizi seimbang dan cukup.

- Berikan minuman yang cukup dan makanan yang mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.

- Berikan obat penurun panas bila demam. Bila diare berikan obat diare dan cairan yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi.

- Lakukan pengobatan yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter.
(Mom& Kiddie//tty)

www.orde-baru.blogspot.com