Selasa, 04 Januari 2011

Beranda » Cara Aman Tidur Bersama Bayi

Cara Aman Tidur Bersama Bayi

Di Amerika, co-sleeping atau sharing bed dengan bayi sangat tak lazim dilakukan dan dianggap tindakan yang kontraversial.

Berbeda dengan negara-negara barat, banyak orangtua di Indonesia atau negara-negara di Asia melakukan kebiasaan ini.

Risiko Tertindih

Sebenarnya, sangat dianjurkan agar bayi baru lahir tidak tidur bersama orang dewasa dalam tempat tidur yang sama -setidaknya hingga ia berusia empat bulan-.

Hal ini demi menimimalkan risiko tertindih yang akan sangat membahayakan bayi mengingat mereka masih terlalu kecil, rapuh dan belum memiliki kemampuan bergerak untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut. Kondisi inilah yang bisa menimbulkan kematian mendadak atau SIDS (Sudden infant Death Syndrome).

Bahkan American Academy of Pediatric telah mengeluarkan pernyataan melarang sharing bed ini. Hal ini berdasarkan fakta di Amerika bahwa kasus SIDS pada bayi di bawah usia 20 minggu meningkat akibat berbagi tempat tidur dengan orangtuanya. Selain itu, model tempat tidur yang biasa di gunakan di kalangan penduduk barat ikut memicu risiko cedera atau kematian pada bayi.

Sebuah penelitian terbaru di Kanada menemukan bahwa 13 responden ingat bahwa mereka -ibu atau ayah- setidaknya pernah satu kali berguling ke arah bayi mereka tetapi langsung terbangun dan segera memperbaiki posisi tidur.

Posisi Tidur yang Aman

Ya, selalu waspada dan terjaga! Itulah yang perlu dilakukan para orangtua yang berbagi tempat tidur dengan bayinya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan saat tidur berdampingan dengan bayi:

- Usahakan bayi tidak menghadap ke tembok. Posisi ini bisa menyebabkan bayi menyusup ke arah tembok dan sulit bernapas.

- Upayakan bayi tidak berada di antara kedua orangtuanya. Posisikan bayi di awal atau depan. Setelah itu, disusul ibunya, ayahnya, atau kakaknya.

- Posisi ibu sebaiknya agak meringkuk. Bagian atas bayi tertahan tangan orangtua dan bagian bawah bayi tertahan dengan paha orangtua. Hindari tidur di bagian atas (wilayah kepala) bayi.

- Jika diperlukan, tempat tidur itu diberi tambahan pagar pembatas agar tidak terjadi sesuatu pada bayi, misalnya jatuh.

- Jangan gunakan kasur air, sofa, matras atau kasur yang terlalu empuk karena dapat berpengaruh buruk pada pembentukan tulang belakang bayi dan berisiko besar bayi ‘tenggelam’. Hal ini bisa menyebabkan bayi cedera atau bayi menjadi susah bernapas. Sesekali, jemurlah kasur bayi di bawah sinar matahari agar tidak lembap.

- Jika moms memang harus tidur bersama si kecil, sebaiknya pindahkan kasur ke lantai -tidak menggunakan ranjang- untuk menghindari bayi yang sudah dapat berguling terjatuh ketika dia sedang tidur.

Saat Sharing Bed, Risiko SIDS Meningkat Bila...

* Orangtua yang tidur bersama bayinya mengonsumsi alkohol atau obat-obatan yang bisa merusak kewaspadaan.

* Orangtua sangat lelah. Kondisi ini mengakibatkan orangtua tertidur sangat nyenyak dan sulit terjaga ketika bayi mereka mungkin dalam keadaan bahaya.

* Terlalu banyak orang berada di atas tempat tidur. Penelitian yang pernah dilakukan di Chicago menemukan bahwa risiko SIDS meningkat secara dramatis jika bayi berbagi tempat tidur dengan tiga orang atau lebih (McGarvey et al 2006).

Sebaliknya, risiko SIDS sangat kecil terjadi pada bayi yang berbagi tempat tidur hanya dengan satu orang yakni ibunya (Hauck dan Herman 2006).

Jika bayi 'Harus' Tidur dalam Boks

Bagi beberapa orangtua selain tidur satu ranjang dengan bayi, boks bayi pun dijadikan akternatif bagi mereka. Namun, selain posisi tidur, ada hal lain yang harus diperhatikan jika menidurkan bayi dalam ranjang kecilnya.

Hindari meletakkan ranjang atau boks langsung di dekat jendela. Dikhawatirkan panas matahari akan langsung menyinari bayi. Demikian pula dengan AC. Atur posisi penyejuk udara ini sedemikian rupa sehingga angin yang berhembus tidak langsung mengenai bayi.

Berikut trik agar bayi aman tidur dalam boks:

Posisi bayi menempel pada sisi bawah boks. Dengan begitu saat bayi bergerak, ia akan mengarah ke atas atau bidang yang lowong dan tidak akan terjebak masuk ke dalam selimut atau sleeping bag. Atau bila memungkinkan pilihlah boks yang "menempel" dengan kasur orangtua.

Biarkan bayi memilih sendiri posisi tidur yang dirasa pas dan nyaman baginya. Boleh telentang, miring atau tengkurap. Mengenai risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome atau Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi) saat bayi tidur terngkurap, memang pernah terjadi, namun kasusnya sangatlah jarang.

Untuk amannya, cermati posisi selimut dan seprai ketika bayi sedang tidur tengkurap. Selimut atau seprai yang berantakan berisiko menutupi jalan napas bayi.

Bila bayi menggunakan selimut, lipat sisa selimut (pada bagian bawah atau di ujung kaki) ke arah dalam. Lipatan ini berfungsi untuk menahan agar bayi tidak terdorong masuk ke dalam selimut ketika bergerak atau polah. Batas selimut pada bagian atas sebaiknya tidak melebihi pundak bayi.

Jangan jadikan rail (pembatas, pinggiran) boks untuk tempat mengantung baju atau benda lainnya karena dapat mengundang perhatian bayi dan digunakan sebagai mainan dan berpeluang membahayakannya.

www.orde-baru.blogspot.com