Senin, 17 Januari 2011

Beranda » Kebersihan Kamar Pengaruhi Kualitas Hidup

Kebersihan Kamar Pengaruhi Kualitas Hidup

Ingin tidur pulas? Tidur di kamar yang bersih dan nyaman bisa menjadi salah satu jawabannya. Penelitian membuktikan, kebersihan tempat tidur memengaruhi kualitas tidur seseorang.

Hari sudah menginjak dini hari, tetapi Anda masih bergumul dengan bantal guling dan sibuk miring ke kanan dan ke kiri. Padahal, tubuh sudah sangat lelah setelah seharian beraktivitas dan menuntut untuk segera beristirahat. Sebelum meraih obat tidur, ingin rasanya Anda membersihkan tempat tidur, mencuci seprai, dan bahkan mengganti matras yang digunakan.

Jika ini yang Anda rasakan, maka hal tersebut bukanlah perasaan Anda saja yang mengatakan bahwa pengalaman tidur yang menyenangkan bisa didapat melalui tempat tidur yang bersih dan nyaman. Faktanya, hasil survei yang dilakukan National Sleep Foundation (NSF) menyebutkan, orang akan mendapatkan pengalaman tidur yang jauh lebih baik ketika ruang tidur mereka berada dalam keadaan nyaman dan bersih.


Penelitian ini melibatkan orang yang tidur mendengkur dan orang yang mengidap insomnia. Para responden itu mengatakan, kondisi ruangan tempat mereka tidur turut memengaruhi kemampuan mereka untuk mendapatkan tidur yang nyenyak.

“Kami telah melihat bagaimana obatan-obatan medis dan kebiasaan seseorang memengaruhi pola tidur mereka. Namun, kami belum benar-benar melihat bahwa lingkungan tempat kita tidur ternyata juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pola tidur,”

David dan tim peneliti lainnya terkejut ketika mengetahui bahwa indra seperti peraba, penciuman, dan perasa juga mempunyai andil dalam menciptakan tidur yang nyenyak pada malam hari. David mengadakan penelitian dengan mengambil 1.500 responden dewasa secara acak di Amerika Serikat dengan kisaran usia 25-55 tahun.

Kurang dari setengah responden atau sekitar 42 persen diidentifikasi sebagai orang yang tidak memiliki masalah tidur atau selalu mendapatkan tidur malam hari yang nyenyak.

Sementara, pada responden lainnya, David menemukan 7 dari 10 orang hampir selalu membersihkan tempat tidurnya dan tidur dalam keadaan di tempat yang bersih. Responden semacam ini berada dalam persentase 19 persen dan mereka kebanyakan melaporkan mendapat pengalaman tidur yang memuaskan.

Adapun 9 dari 10 orang menyatakan memiliki kasur yang empuk dan bantal guling yang nyaman. Keduanya merupakan kunci terbaik dalam mendapatkan tidur yang nyaman.
Sedikit di antara mereka yang mengatakan seprai yang bersih dan nyaman juga turut memengaruhi kebiasaan tidur mereka.

Di antara dua pertiga dan tiga perempat responden menyatakan kamar yang dingin dengan udara yang bersih dan sejuk, penerangan yang padam, ruang yang tenang dan bersih, menjadi hal yang penting untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Sementara itu,6 dari 10 responden mengatakan, mengganti seprai mereka setiap minggu atau lebih sering dari itu. Dan, 3 dari 4 orang mengaku mendapatkan sensasi tidur lelap ketika seprai mereka beraroma segar.

“Responden melapor mempunyai kesempatan untuk tidur lebih panjang dan segar ketika bangun pada pagi hari apabila tempat tidur, seprai, dan kamar mereka bersih dan nyaman,”

Shelby yang menjabat Direktur Program Perawatan Kebiasaan Tidur di Pusat Gangguan Tidur Montefiore di Kota New York ini mengaku tidak terkejut dengan hasil penelitian tersebut.
Dia sebelumnya juga telah menemukan fakta bahwa kondisi kamar tidur yang nyaman beserta tempat tidurnya yang bersih, turut memengaruhi kemampuan seseorang untuk beristirahat.

Kenyataannya, fakta ini masih dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Mereka bahkan cenderung lebih utama mengandalkan obat tidur untuk membuat mereka pergi ke alam sadar.


“Apabila bantal guling dan seprai yang sudah bersih dan nyaman tidak dapat membuat seseorang tertidur lelap juga, mungkin dengan mengubah kondisi kamar tidur, maka bisa membuat orang yang susah tidur lebih mudah tidurnya,”

Shelby bahkan merekomendasikan menggunakan kasur hanya untuk dua hal, yakni tidur dan seks. “Tidak sedikit orang yang menonton televisi di tempat tidur, membaca, atau bahkan bekerja di kasur. Orang-orang ini lantas berpikir kenapa pikiran mereka tetap pada pekerjaan ketika mereka sudah ingin tidur.

Makanya, saya menyarankan untuk menjadikan tempat tidur hanya semata-mata untuk tidur,” kata Shelby. Shelby juga memaparkan, banyak orang berpikir bahwa tidur adalah sesuatu kegiatan yang bisa dijalankan sesuai keinginan, seperti layaknya mematikan atau menghidupkan bola lampu. Padahal, meski badan sudah sangat lelah, bukan berarti tubuh bisa diajak untuk langsung tidur.

“Saya sarankan satu jam sebelum tidur, Anda harus merilekskan tubuh dan pikiran serta bersiap untuk istirahat. Dengan cara ini, pikiran dan tubuh Anda akan merespons lebih baik ajakan untuk tidur,”

www.orde-baru.blogspot.com