Minggu, 02 Januari 2011

Beranda » Serangan Jantung di Pagi Hari dengan Resiko Kematian Lebih Tinggi

Serangan Jantung di Pagi Hari dengan Resiko Kematian Lebih Tinggi

Serangan jantung pada seseorang memang bisa terjadi setiap waktu. Namun harus waspada jika serangan mendadak tersebut terjadi di waktu pagi hari. Menurut penelitian terbaru di Spanyol, risiko kematiannya akan lebih tinggi.

Risiko kematian sudah pasti tinggi saat kita terkena serangan jantung. Namun penelitian di Spanyol menemukan, serangan jantung di pagi hari cenderung lebih serius ketimbang waktu-waktu lain. Bahkan jika terjadi mulai pukul 06.00 pagi hingga siang hari kemungkinan kerusakan otot jantung akan bertambah parah sekitar 20 persen.

”Hal ini juga telah dikenal selama beberapa dekade bahwa kejadian serangan jantung bisa berlaku sepanjang hari, dengan kejadian yang lebih serius jika terjadi pada pagi hari,”

“Berdasarkan spekulasi, meskipun tidak terbukti, ritme sirkadian (waktu siklus harian dari fisiologis dan perilaku tubuh manusia) memicu pelepasan zat ke dalam aliran darah yang membuat jantung lebih rentan terhadap serangan pada waktu tertentu dalam sehari,”

”Yang belum diselidiki adalah pengaruh waktu terjadinya serangan jantung pada tingkat kematian otot jantung seseorang,” lanjut Ibanez.

”Ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa jantung manusia memiliki daya tahan tertentu untuk terjadinya iskemia menurut waktu dalam sehari,”

Iskemia adalah suatu keadaan di mana ketidakseimbangan antara kebutuhan jantung akan darah dan pasokan atau suplai darah yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri koroner. Laporan ini telah diterbitkan dalam edisi online 27 April jurnal Heart.

Untuk penelitian ini, tim Ibanez mengumpulkan data dari 811 pasien yang mengalami serangan jantung antara 2003 dan 2009. Khususnya, mereka melihat jumlah kerusakan otot jantung dalam kaitannya dengan saat terjadinya serangan jantung.

Para peneliti menemukan bahwa kerusakan yang paling serius terjadi ketika serangan berlangsung pada pagi hari antara pukul 06.00 pagi dan siang hari, dibandingkan dengan mereka yang terkena serangan jantung antara pukul 06.00 sore hingga tengah malam.

Tim Ibanez menentukan jumlah kerusakan yang terjadi pada otot jantung dengan melihat jumlah dua zat enzim yang dilepaskan selama serangan tersebut yaitu creatine kinase dan troponin-l. Mereka mencatat, orang-orang yang terkena serangan jantung di pagi hari memiliki 21 persen tingkat lebih tinggi dari kandungan kedua enzim tersebut dibandingkan dengan serangan yang terjadi di kemudian harinya.

Di antara pasien yang diteliti, 269 orang mengalami serangan jantung pada pagi hari, 240 orang terkena serangan di sore hari, 161 orang mengalami serangan jantung antara pukul 06.00 sore hingga tengah malam, dan 141 orang lainnya menderita serangan antara tengah malam hingga pukul 06.00 pagi.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa serangan yang terjadi pada dinding belakang jantung menyebabkan kerusakan lebih parah dibanding yang terjadi di lokasi lain dalam jantung, Kata Ibanez, temuan ini memiliki implikasi penting.

”Dari sudut pandang pengobatan, ketika serangan jantung terjadi pada pagi hari, maka pengelolaan kasus yang lebih agresif dapat menghasilkan hasil yang lebih baik,”

Selain itu, lanjut dia, mengetahui serangan jantung yang menyebabkan kerusakan jantung lebih tinggi terjadi pada pagi hari bisa membantu dalam mengembangkan obat baru yang dapat menargetkan penyebab spesifik dari serangan tersebut.

Dr Gregg Fonarow, ketua asosiasi kardiologi di UCLA David Geffen School of Medicine, mengatakan bahwa ada variasi ritme sirkadian pada kejadian serangan jantung, dengan insiden yang lebih tinggi pada periode transisi tidur -untuk- bangun. Ritme sirkadian mungkin termasuk fluktuasi dalam sistem saraf, tingkat kortisol dan faktor-faktor lain yang menyebabkan risiko serangan jantung. Mungkin juga, kata dia, ada perbedaan ritme sirkadian saat bagaimana sel-sel jantung berfungsi.

”Namun, terlepas dari waktu terjadinya serangan,menentukan reperfusi dari darah dengan tepat waktu melalui intervensi koroner langsung atau memutus kebekuan sangat penting untuk pasien dengan infark miokard (serangan jantung),”

Diketahui, saat ini penyakit jantung merupakan problema kesehatan utama di dunia.Data terakhir dari Badan Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/ WHO) menyebutkan, penyakitjantungkoroner(PJK) dan serangan jantung mendadak masih menjadi pembunuh manusia nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian.

Di Indonesia sendiri kejadiannya setali tiga uang. Dilaporkan Badan Litbang Kementerian Kesehatan, persentase kematian meningkat dari 5,9 persen (1975) menjadi 9,1 persen (1986) dan 19,0 persen pada 1995.

Beberapa ahli mengatakan bahwa penyakit ini kini sudah menjadi epidemi global tanpa mengenal perbedaan jenis kelamin, batas geografis, dan sosial ekonomi. Serangan jantung selama ini dianggap masyarakat lebih banyak diderita orang dengan usia lanjut. Hal itu tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, kasus kematian mendadak akibat serangan jantung pada usia muda semakin sering terjadi. Kini tren itu sepertinya akan terus meningkat. Hal ini tak lain karena perubahan gaya hidup yang umumnya dilakoni warga perkotaan.

Misalnya gemar mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food yang mengandung kolesterol tinggi, jarang berolahraga karena kesibukan, merokok, minum minuman beralkohol, serta tingkat stres yang tinggi.

Tags :Forum buku online, Ramalan BIntang, Fit and Beauty, Realita Kehidupan, Potret Kemiskinan, Lingkungan Hidup, Masyarakat Kumuh, Pergaulan Bebas, Remaja ABG, Hamil Diluar Nikah, Aborsi, Video Porno, Free Sexs,Perempuan Nakal, Remaja Bugil, Blogging, Tips Kecantikan, Wanita Modern, Seks Bebas, Vitalitas Seks, Fashion, Zadiak, Horoskop, Kencan, Kissing, Love, Blogger, Pergaulan Remaja, Remaja Masa Kini, ABG Kota, Serangan Jantung, Remaja, Penyakit Jantun, Jantung, resiko kematian Serangan Jantung, Serangan Jantung di pagi hari, akibat Serangan Jantung

www.orde-baru.blogspot.com